ips Berbisnis Online Ala Karyawan
Bagaimana Memulai bisnis online ala karyawan

Toko Online Itu Katanya Ribet

Toko Online itu katanya RIBET, saya akan berusaha menjawab salah satu customer kami. Beliau ingin membuat toko online tapi masih ragu karena banyak hal yang belum beliau bisa. Oke… akan saya gambarkan kebingungan calon klien saya ini:

1. Gaptek, saya ga bisa main internet

Alasan tersebut yang dilontarkan pertama kali, lalu saya jawab “bagaimana ibu menemukan saya, mencari jasa pembuatan toko online?” Bukankah itu dia cari dari Google, lalu Google juga membutuhkan akses internet. Lalu dia menjawab ” kan cuma ketik-ketik saja mba di laptop”.

2. Tidak bisa menulis artikel

Ini alasan ke-2 “saya tidak bisa kaya mba-nya bisa nulis-nulis gitu di internet, saya hanya ibu rumah tangga”. Oke, lalu saya mengajukan pertanyaan kepada beliau ” Ibu, ibu punya akun facebook ? punya email ?” Lalu dia menjawab, iyahhh mbak saya punya facebook, disana tempat ngumpul sama teman-teman saya. Mba tahu kan, kalo ibu rumah tangga itu sibuk banget”. Oke, kita bisa sedikit menyimpulkan: pasti kita pernah menulis status facebook yang berisi aktifitas kita, info kita, kegalauan kita, puisi dll yang panjangnya sampai 10 baris lebih?. Kalau anda jawab IYA, berari anda pun bisa menulis artikel di website juga. Tinggal pindahkan metodenya dari tadinya menulis di Facebook dipindah di Toko Online/Website.

3. Ga ngertiĀ Toko Online ? Website

Hiihiii, ternyata beliau masih memborbardir saya dengan pernyataannya lagi. “Mba isah, saya ga ngerti website, biar webnya cantik diapain, biar banyak yang lihat mesti digimanain, dll ? . Hihihii saya mulai menghela nafas, akhirnya saya menjawab. “ibu, tugas ibu sekarang adalah bagaimana ibu bisa update foto barangnya di toko online, syukur-syukur ibu bisa menulis artikel di blog yang berhubungan dengan info dan tips produk yang ibu jual”. Tugas ibu itu dulu. Untuk desain, bagaimana agar toko onlinenya mudah ditemukan… itu tugas saya, kerana itu saya di bayar :D”.

Lalu.. muncul pertanyaan yang selanjutnya, “Mba, nanti diajari yah.. kan saya gaptek, saya ibu rumah tangga”. Hihihiii.. saya jawab ” Ada tutorialnya ibu, ibu juga bisa konsultasi dengan saya melalui WA”. Dan sesi pertanyaanpun dia sudahi. Lalu, apakah dia jadi memakai jasa saya ? apakah dia cocok dengan harga yang saya ajukan ?. Itu bukan tugas saya lagi, tugas saya adalah mengedukasi si-ibu bahwa toko online yang dia idam-idamkan itu sebenarnya SIMPEL, Bisa dan Mudah.

Apa yang bisa kita ambil hikmah dari kasus saya dengan klien diatas:

  1. Ibu sudah berpikir kritis dan cenderung menghakimi diri sendiri “Bahwa dia tidak bisa”
  2. Kemauan untuk berbisnis online sudah tinggi, tapi beliau lupa bahwa bisnis itu baik online ataupun offline tetap membutuhkan beberapa keahlian.
  3. Cari tahu apa yang anda mau, semakin anda tahu banyak…semakin anda tahu apa yang anda butuhkan.
  4. Jika kita dirasa belum tahu akan hal tersebut, kita bisa meng-hire tenaga ahli tapi tentunya kita mempunyai sedikit gambaran apa yang akan mereka kerjakan.
  5. Keep learning, saya juga sadar… ketika teknologi dan berbagai hal mulai tumbuh lalu berubah… kita merasa bahwa terkadang kita tertinggal, Ya ITU BENAR. Sekarang tugas kita hanyalah Keep Learning.

 

Seminggu kemudian : Si… ibu akhinya deal menggunakan jasa saya, tanpa menawar, dan sekarang menjadi seperti saudara. Hehehhe, katanya setelah membandingkan banyak provider

(maaf kali ini saya narsis sedikit :D).

Terimakasih sudah membaca…semoga hari ini kita menemukan apa yang kita cari :D.

 

Baca juga:

7 Aplikasi Free Untuk Bisnis Online ala Isah KambaliĀ 

Training Sosial Media Untuk Bisnis Minuman Coklat “Choco Hut”

(Dilihat 188 times, 1 visits today)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *