Artikel kali ini kita akan membahas tentang mempersiapkan masa pensiun, yes agak beda ya. Biasanya artikel di web ini banyak membahas tentang tips digital marketing, tips bisnis, atau cerita inspirasi lainnya. Tapi, ini ada hal baru yaitu membahas tentang persiapan masa pensiun yang setiap orang akan mengalami masa ini. So, ikuti cerita saya.
Ide menulis ini diawali dari datangnya job menulis artikel tentang dana pensiun dari salah satu brand BUMN. Seperti biasa, ketika ingin menulis sesuatu saya harus mencari sumber bacaan dulu dari beberapa web dan video youtube. Dan hasilnya, saya jadi ingin mengulas juga di website ini. Berharap ini jadi pengingat pribadi, dan tentunya mungkin reminder buat teman-teman pembaca.
Masa pensiun itu pasti datangnya, mungkin Anda akan setting masa pensiun diusia 55tahun, 60 tahun, 65 tahun atau ada yang mempunyai opini bahwa “saya tuh ga pensiun mba, tetap mau aktifitas, kerja dan berkarya” yes opini seperti itu boleh banget kan tiap orang punya tujuan masing-masing.
Masa pensiun itu terkait dengan faktor usia dan produktivitas. Dimana tenaga pasti sudah berbeda dengan saat kita usia 30-an, peluang kerjapun makin terbatas dll. Jadi, bukan berarti kalau pensiun kita off dari semua aktifitas dan pekerjaan yang kita sukai. Masa pensiun juga dapat diartikan oleh beberapa orang untuk mengalihkan aktifitas kantoran menjadi kakek dan nenek yang main sama cucu, mudik dan bertani di desa.
Yes, pertanyaan selanjutnya adalah kenapa kita harus mempersiapkan masa pensiun ?
- Ingin hidup layak, hidup layak sendiri itu relatif ya.. ada yang cukup 5juta, 10 juta atau diatasnya. Masing-masing punya standar dan kebutuhan sendiri.
- Ga mau jadi beban anak nantinya, meski itu wajar-wajar aja jika anak kita support kehidupan orangtuanya dimasa depan. Tapi, alangkah baiknya jika kita punya dan tersendiri dan juga tidak menjadi over tanggung jawab mereka.
- Mau menikmati masa pensiun. Pensiun sendiri bagi saya bukan artinya tidka bekerja atau berkarya. Tapi, tidak sengoyo saat jaman kita masih muda. Impiannya sih bisa travelling, bangun sekolah dan yayasan, ngurusin pendidikan orang dan itu pasti perlu budget khusus. Menikmati masa pensiun juga punya standar masing-masing ya, jadi monggo jangan saklek.
Apa yang perlu disiapkan ? Jawabannya adalah rencana dan eksekusi
Rencana
Kita harus mempersiapkan rencana yang matang berdasarkan hitungan riil. Ketika saya menulis disini saya juga banyak membaca dan mendengarkan youtube yang membahas tentang bagaimana menghitung dana pensiun kita. Banyak sekali konsep dan hitungan diluar sana. Tapi, yang wajib tahu adalah sebenarnya berapa jumlah pengeluaran kita tiap bulan. Dan berapa pengeluaran kita satu tahun.
Hihii, menghitung pengeluaran tiap bulan aja dibikin heboh apalagi sampai tahunan. Nah, suka ga suka tahapan ini harus dilakukan. Agar kita tahu sebenarnya kita itu tipe orang seperti apa dalam hal mnegatur “uang”
Pendapatan
Hitung dong pendapatan kita, berapa jumlah bersih pendapatan yang masuk ke kantong kita. Jangan-jangan sudah minus efek tagihan dimana-mana. Nah, kalau minus berarti prioritas yang harus dikerjakan adalah bagaimana caranya agar cepat melunasi hutang dan aneka pinjaman. Apakah hanya dengan mengandalkan gaji atau bisnis atau kita perlu membuka kran pendapatan baru agar hutang kita lebih cepat lunas sebelum jatih tempo.
Pengeluaran
Hitung juga pengeluaran kita termasuk biaya hidup dan biaya lifestyle. Yes, kadang kebutuhan dan keinginan itu sangat bertentangan. Pengennyabegini begitu ehh, ternyata uang didompet ga bisa diapa-apain. Alhasil kita akan mengalami tombok. Kita perlu mendengar kebutuhan kita sendiri sebelum mendengar keinginan kita.
Aset
Yes, hitung semua aset kita baik yang berupa kontrakan, tabungan, deposito, reksadana syariah, saham syariah, tanah, emas dll. Hitung semuanya, agar kita tahu modal awal kita berapa.
Targetnya
Mau kapan sih kita memutuskan untuk pensiun. apakah diusia 55 tahun, 60 atau 65 tahun. Nah, dikurangi dengan usia kita saat ini. Saat merencanakan untuk pensiun kita juga harus menghitung inflasi plus berapa dana yang harus kita siapkan untuk mulai mengalokasikan dana pensiun.
Nah, hal diatas yang saya uraikan bener-bener basic apalagi profesi saya digital marketer dan ibu rumah tangga. Tapi ketika ngomongin masa pensiun saya punya asumsi, minimal warning dan pengetahuan basic lainnya. Setelah itu baru kita berpikiran ketahapan selanjutnya “mau taro dimana uang kita?”.
Saya sedang membandingkan cara orangtua kita dulu dan cara orang masa depan. Antara usaha toko, kontrakan dan memperbanyak aset sawah dengan cara orang sekarang yang membahasnya di saham, reksadana, deposito dll. Masih membandingkan yang cocok untuk saya pribadi yang mana. Dan artikel ini lebih kaya alarm buat kita dan saya pribadi untuk belajar tentang cara mengatur uang. Yes, pelan-pelan kita belajar bareng ya.
foto pexels