Artikel kali ini berbeda dengan kebiasaan saya yang mengulas tentang dunia tutorial, bisnis online atau sejenisnya. Kali ini kita ngebahas tentang pengalaman saya sendiri menabung saham atau investasi di saham. Yes, ini based on true story monggo silahkan ambil baiknya, yang kurang baik bisa dijadikan buat “alert” aja.
Nabung saham sebenarnya bukan hal baru, kebiasaan suka baca buku tentang about investasi pasti sering lihat tulisan tentang saham, warren buffet, orang kaya efek saham, orang gulung tikar efek saham juga. Yes, ini bukanlah hal baru bagi saya.
Kebetulan, tahun 2018 saya mulai kenal saham, yang awalnya diajak untuk join kelas saham salah satu sahabat. Tawaran itupun saya sambut dengan say yes karena ini toh ilmu meski saya agak deg-degan takut masuk ke money game, haram, pencucian uang atau hal absurd lainnya. Tapi setelah diskusi dengan beliau akhirnya saya memutuskan untuk bilang OKE.
Pelatihan berlangsung selama 2 hari dan pastinya saya mulai bingung, karena materinya bener-bener analisa, ada grafik naik turun dll. Bisa dibilang saya blank total dan ga mudeng tentang materi tersebut. Banyak peserta dikelas yang kemungkinan sudah paham dan sering bergelut didunia saham malah makin clear dan jelas. Lah, saya malah puyeng, tapi its oke.. semua ilmu barupun begitu kalau baru pertama kali kita pelajari. Puyeng, mumet dan ga mudeng dan ini persis kaya saya awal belajar dunia website dan digital banyak hal yang dibuat blank dan harus berpikir keras.
Efek pelatihan itu akhirnya saya buka rekening tabungan disalah satu bank dalam rangka untuk investasi saham. Yes, only 100 ribu bisa buka rekeningnya dan enaknya bisa transfer dan transaksi via BCA. Oke, isilah saldo 1juta meski ga ngerti mau buat beli apa, yang penting mah setor terlebih dahulu, urusan beli saham apa ntar aja nyambi jalan. (Saya berpikir simple karena masih belum clear or mudeng didunia ini).
Untungnya ada group diskusi telegram, meski terbilang sangat pemula… lama-lama karena sering terlibat diskusi akhirnya sedikit-sedikit mulai paham ditambah saya juga mulai nonton dan baca aneka tips dan pengalaman mereka yang investasi disaham. Minimal pengetahuan saya naik hingga 20% dibandingkan sebelumnya.
Dan inilah waktunya, saya mulai membeli saham. Jujur saya masih bingung karena takut jatuhnya haram sehingga lumayan mikir dan nyari teman diskusi yang bisa diajak bertukar pikiran tentang saham yang aman dan halal. Akhirnya saya beranikan diri untuk tanya ke ustadzah yang biasa ngajar liqo kami, alhamdulillah beliau merujuk fatwa DSN MUI, yang intinya ada loh saham yang halal alias syariah. Karena perusahaan tersebut menanamkan uang, beroperasi dan semua lini prosesnya yang insyaallah halal dan sudah dicek ooleh tim MUI. Alhamdulillah, satu urusan lega. Berarti kita fokus ya untuk main disaham yang syariah.
Mulailah saya beli beberapa saham syariah, ingat banget beberapa saham favorit saya yaitu PGAS, ANTM, PPRO, dll. Saham itu bolak balik saya beli lalu selang beberapa waktu saya jual. Saya beli dalam jumlah lot yang masih kecil, maklumlah… budget saham ini memang saya khususukan dari uang hasil menulis arikel atau review bisnis klien. Kalau dapat 500ribu ya dibelikan sebanyak lot yang didapat. Jadi benar-benar uang diam alias memang buat nabung. Saat itu planningnya adalah untuk saving jangka menengah atau buat dana liburan.
Alhamdulillah, mulai untung tuh jual saham. Kadang untung 500ribu, kadang 100ribu dan yang paling besar saya rasakan profit hingga 1 juta dengan jarak waktu beli hanya 2-3 minggu saja. Saya putar saja uangnya disana hingga kalau dicairkan cukuplah buat beli motor cash.
Yes, itu untungnya.. bisa buat muter dan nambahin dana tabungan. Lalu ruginya apa.. ? yes mas copid ini bikin saham 2020 awal itu merah merona, bahkan ada beberapa saham saya yang merah habis ta tersisa. Nyesek banget, apalagi saat begini diperlukan dana cadangan meningat job jasa digital marketing tahun 2020 sempat drop. Akhirnya di awal 2021 saya jual rugi tuh saham sampai minus 3-4 juta. Tapi mau gimana lagi, karena ada kebutuhan mendadak mesti dilepas meski harga masih merah. Dibilang rugi juga engga, dibilang untung juga engga tapi nyesek aja dana saving harus dicairkan diawal waktu. Qodarullah, harus lepas karena memang mau beli aset tanah yang lokasinya oke dan harga yang masih terbilang miring. Yes, jual saham karena kepepet mau beli tanah. Engga saham aja yang dijual, ada emas alias logam mulias, reksadana syariah semua harus lekas dicairkan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Jadi, based on pengalaman saya bisa diambi kesimpulan kalau mau investasi saham atau nabung saham itu harus jangka panjang. Harus tahan banting dan ngerti ilmunya ga ujug-ujug kamu terjun kesana tanpa ilmu sekalipun. Kamu masuk kesaham tanpa ilmu sama aja kaya gambling, bunuh diri.. iya kalau pas untung, kalau pas rugi ya sama aja bikin deg-degan. So, saya rangkum aja perpoint biar mudah diingat ketika kamu mau masuk kedunia saham:
- Harus pake ilmu, ga ada ceritanya ikut temen, influencer atau siapapun yang keliatan smart tapi kamu ga tahu daleman dunia saham. Yes, saham itu kaya kamu nabung, cuma kamu yang tahu jadi pastikan dirimu mengenal produknya dengan baik.
- Bisa untung bisa rugi. Bener banget, saya merasakan dua-duanya karena ngerasa nyesek jual saham ketika merah merona minus jutaan. Untungnya itu uang hasil kerja jadi nulis artikel, atau fee review atau content placement. Coba kalau dari penghasilan inti pasti rasanya super nyesek. Saya masih rugi jutaan, banyak disana yang rugi puluhan bahkan ratusan juta. So, balik lagi ke poin 1.. ilmu dulu ya…
- Pakai uang dingin, please saya sering baca dan denger ada beberapa orang yang main saham dari uang operasional bahkan dari hutang. Aduh ini kaya kamu bunuh diri, gambling dan rasanya ga layak deh buat diperjuangkan kalau modalnya dari hutang. Please pakai uang dingin yang kira-kira kamu ga pakai sampai 5 tahun kedepan.
- Siap-siap rugi tiba-tiba efek aneka berita atau kejadian tertentu kaya pandemi or perubahan kebijakan politik dll. Yes, siap-siap aja. Biar kamu ga kagetan jadinya.
- Nonton youtube, baca buku, ikut group yang berkaitan dengan dunia saham sebelum mengikuti pelatihan. Yes, biar ga ngeblank banget saat dikelas. Sudah investasi dengan harga lumayan tapi kamu malah pemula bahkan nol besar tentang dunia saham. Minimal pas masuk kelas kamu sudah mudeng dunia saham 10-15% lah, jadi ketika trainermu ngejelasin kamu ga blank banget atau pura-pura manggut padahal ga ngerti (wkkwkw)
- Tentukan tujuan nabung or investasimu. Yes, apakah mau buat liburan, mau buat tabungan umroh, mau buat beli tanah, mau buat biaya pendidikan dll dan pastikan ini masuk ke jangka menengah. Ya.. minimal 5 tahun lah, biar kerasa untungnya.
- Mau pilih trading or saving itu tergantung tujuan dan basic ilmu yang sudah kita pelajari. Kalau memang suka dunia trading, pastikan kamu paham banget baca dan analisa saham-saham favoritmu. Kalau saya dulu kadang trading ya kadang saving. Trading pas luang, saving pas lagi banyak job. Dan saya memiliki preferensi syariah alias hanya membeli saham-saham syariah aja. Jadi mesti double check ya.
- Catat, saya punya kebiasaan mencatat dikertas or note di HP kapan saya beli saham tertentu dan berapa harganya saat itu. Ini buat reminder saya akan pola naik turunnya harga saham, jadi saya bisa nganalisa.
- Jangan masukkan semua uangmu disaham, yuk diversifikasi alias tempatkan dibanyak tempat lainnya apakah berupa logam mulia, aset, reksadana atau lainnya. Ya, tujuannya misal IHSG alias saham lagi minus kita ga nangis-nangis banget minimal masih ada hiburan dari tabungan ditempat lainnya.
Yes, itu pengalaman saya nabung saham ala pemula baik untung maupun ruginya. Ambil baiknya, buang yang kurang baik. Untuk detail pengalaman lainnya bisa ngelirik beberapa video youtube saya (silahkan disubscribe ya):