Kumuh tapi eksotis, panas tapi penuh dengan kebaikan, debu tapi cantik dengan tradisi. Itulah INDIA, tanggal 29 april-6 Mei saya berkesempatan untuk menjadi dora atau jilbab traveller bersama bunda asma nadia. India, ya.. negara yang belum saya masukkan ke wish list utnuk travelling, bukan negara yang saya incar untuk menambahkan stempel di pasport. Tapi india adalah negara yang sedari kecil saya sudah melihatnya, negara yang hampir penuh dengan doktrin tarian, nyanyi, dan tiang. Negara yang berhidung mancung-mancung dan banyak ditemukan keturunanannya di sentra-sentra penjualan baju. Negara yang tak saya impikan tapi dijumpai hampir tiap hari. Dan… Akhirnya isahkambali.. menjejakkan kakinya dan tas gendong coklat ini ditanah shah rukh khan. Negara seribu tiang dna tarian #ehhh.
Trip ala Jilbab Traveller pun pada dasarnya dari share BC bunda asma di Group WA ADEI. Yang menarik adalah bunda asma siap untuk berbagi ilmunya tentang penulisan, fotografi, bahkan film. You know lah asma nadia, salah satu penulis yang saya baca dari jaman masih pakai seragam sekolah, dan sekarang dia menawarkan trip bareng. Antara penasaran dengan materi sharingnya, deg-degan membayangkan INDIA yang kata orang “ga jelas”, dimix ada rasa yang agak “nakal” diotak saya, “hmm.. ini waktu yang tepat untuk mengetahui siapa dia sebenarnya ?”. Kita tahu pasti, saat trip dan bepergian bersama, sangat susah untuk menutupi karakter asli kita. Saya sebagai pembaca bukunya pasti ingin tahu, apa yang dia lakukan, apa yang dia pikirkan, dan bagaimana sikapnya menghadapi para peserta trip, dan menghandle seribu “lika liku cara saya”. Saya pengen tahu asma nadia.
Dan … akhirnya hari itu tiba, saya berangkat ke Delhi, saya pergi terpisah dengan rombongan lebih tepatnya saya flight sendirian, hellooo.. saya ke india sendirian, ampun dijeh. Dan saya juga mulai berasumsi, bahwa saya mau lihat kesiapan mereka menghadapi gadis manis macam saya ini, apakah mereka akan menunggu atau cukup memberikan alamatnya dan saya meluncur sendiri menembus Delhi yang sesak. Dan hasilnya… saya agak tersanjung, ahayyyy.. saya ditungguin bunda asma sama Mr manoj (guide India yang ternyata seorang karyawan profesional , agak mikir dikit… ini orang kurang kerjaan atau bagaimana???). Flight yang terlambat, ditunggu, dan renyah obrolan langsung bikin saya mikir dua kali buat uji tes “aslinya asma nadia”. Benarlah kata orang, kesan pertama itu merubah keisengan kita, kesan pertama merubah planning-planning penasaran itu. Dan sejak saat itu saya Let It Flow. Rasa penasaran saya dengan asma nadia, selesai sudah… i will enjoy my trip. Dengan apa adanya dia, dan apa adanya saya, dan seru-seruan dengan semua teman.
Trip yang padat, eksplore wisata sampai detail, menyuguhkan INDIA (delhi, agra, kashmir) dari kultur budaya yang tinggi, sampai menyajikan INDIA yang membuat miris hati. Trip yang mengaduk-aduk perasaan, awalnya kagum, berubah jadi marah, berubah menjadi tangisan cengeng, berganti jadi syukur, tertawa, santai dan melongo bilang KEREN disetiap tempat yang kami tuju. Ah, saya berpikir… dan saya bisa sedikit menyimpulkan, sepertinya bunda asma nadia sedang mengajak saya memainkan roller coaster hati ini. Saya diaduk-aduk, saya jadi melow seperti Pooja yang suka meneteskan air mata, saya jadi galak seperti inspektur Vijay, dan saya agak gaya seperti tuan takur.
Its My First Time Bun, saya nangis ga jelas di negeri orang (selain saat umroh), ini my first time, yang membuat saya berpikir dua kali tentang travelling, dan ini yang saya ga suka tapi beruntung mendapatkannya “ini yang merubah RUTE OTAK dan HATI saya”.
Kau tak mengajakku menjadi seorang Jilbab Traveller atau bahkan penulis sepertimu, kau mengajakku mengenali diriku sendiri lebih dalam, mengenali hidupku lebih baik, mengenali arti setiap momen yang hadir didepan mata. Tak bisa diabadikan seperti foto atau video, tapi rasa “hijrah hati dan otak” ini membuatku berubah memandang dunia. Aku bisa bilang… Aku Unik.. Aku Istimewa.. diberikan bumbu yang berbeda, dibentuk menjadi yang tak sama.. tapi tak pernah merubah tujuan “kenapa aku diciptakan”. Ini seperti rasa kari yang super spicy, membuat perutku mules lalu diare, tapi sekarang aku merindukkannya. Dan ternyata… aku mulai suka memainkan tanganku dan menari menikmati perjalanan yang terus berganti. I know you mean bun.. i know it NOW.
Maaf, saya agak sedikit berbeda… tak mengulas itinary di artikel ini, tak bercerita rute-rute dan sudut yang dilewati, tapi artikel ini lebih berbicara menjadi seorang real Jilbab Traveller dimana bukan sekedar fisikmu yang pergi, tapi hati dan otakmu menemukan tujuannya. So, im Proud to Be Jilbab Traveller,karena disana aku #MenjemputHikmah Disana Aku bertemu kau.. TUHANKU. Alhamdulillah.
Next trip i hope akan eksplore Nepal, saatnya otak dan hati ini makin dekat dengan ciptaannya, saat emosi ini makin erat dengan wadahnya.
Dan masih banyak foto tajmahal, agra, kashmir, dan seabreg Petualangan ala kami. InsyaAllah next artikel akan saya bongkar serunya #MenjemputHikmah via travelling.
Baca Juga:
Internet Marketing dan Travelling Bagai Putri Yang Tertukar
nice….hope u come back again…
Okeh, Mr.. thanks so much to accompany us … its awesome
Pingback: Review - Film By Asma Nadia (Jilbab Traveler - Love Sparks In Korea) | Isah Kambali
Pingback: Review - Serunya Main Game Pokemon Go via HP Asus | Isah Kambali