Saya baru membeli buku ini sekitar 2 hari yang lalu, aslinya ke Gramedia karena ingin membeli buku tentang “kepenulisan” maklum saya sedang punya PR untuk lekas menulis something, yang sekarang bikin puyeng dan sedikit keriting. Setelah muter-muter di bagian buku marketing saya menemukan si cover putih “wah ada bukunya pak Indra Kubik, hmmm.. saya baca-baca secara acak dan taraaa… ada satu halaman yang saya buka dan i feel sesuatu “ini gue banget”. Kalimat apa itu, hmmm rahasia nanti malah ketahuan galaunya.
Akhirnya, buku ini diselesaikan alias dibaca dalam waktu satu setengah hari, menggeser waktu tidur, waktu maen game dan waktu menggarap job website dan artikel.
Membaca buku ini berasa kaya baca buku-buku terbitan luar, ada studi kasus yang up to date, ada strategi-strategi dan saat baca saya jadi mikir “How, What Next”. Baca buku ini kaya sedang diajak diskusi dan terus berpikir, seperti sedang mentoring atau malah sedang berdebat antara saya, pak indra dan buku. Ada beberapa gagasan atau kata-kata pak indra yang membuat saya bertanya-tanya. Saya protes di beberapa kata-kata yang kurang satu huruf (biasanya saya ga teliti untuk masalah beginian, tapi kali ini karena dibaca secara runut maka ketahuan ada yang kurang huruf N 2 x dalam buku ini).
Dan ada statemen beliau yang intinya adalah “jika kita ingin Rise Above The Crowd … ada harga yang dibayar”. Jleb… harga yang kita bayar bukan sekedar uang, waktu atau yang lainnya. Ada yang lebih besar lagi yaitu EGO. Ego yang merasa sudah nyaman dan sekarang harus berjuang lagi dan lagi untuk memperluas zona nyaman, harus bekerja keras dan belajar lagi untuk hal-hal yang baru yang kita sendiri antara yakin dan tidak yakin bahwa itu akan OKE dikemudian hari.
Hahahah.. nyesel sebenarnya baca buku ini, kepala saya jadi pusing dengan pertanyaan What NEXT? apakah Saya sudah SIAP dengan Perubahan, Apakah saya sudah berinovasi dan yang pasti apakah saya sudah RISE ABOVE THE CROWD. Xixixixi pak Indra ternyata membuat PR PR makin nambah.
Saya akan uraikan beberapa hal yang menurut saya kritis bin kepala sedikit puyeng :
- Pencapaian anda tidak bisa melampaui batas yang sudah dipatok oleh pikiran anda sendiri. Setinggi apapun target yang hendak dicapai, setinggi itu pula batas maksimal pencapaian yang bisa diperoleh. (nah loh, kadang saya minder buat bikin TARGET tinggi, saya selalu mikir dengan cara “baju yang saya pakai sendiri”, padahal tiap orang tumbuh dan belajar. Harusnya mah PEDE ajah. #Jleb)
- Nilai tinggi hari ini belum tentu besok akan bertahan. Akibat cita rasa dan standar pasar berubah, nilai itupun berubah. Layaknya sebuah mata uang, nilai diri kita bisa mengalami devaluasi jika tidak dijaga dengan baik. (Jadi, udah ngos-ngosan jadi Rise Above The Crowd … ehhh malah pasar berubah, lahhh… marathon lagii dong, berjuang lagii…. #Jleb).
- Sekalipun anda orang yang sangat cerdas, berkuasa, juga kaya dan banyak koneksinya, anda harus tetap berjuang untuk bisa RISE (Nah lohh.. bagi anda yang merasa memiliki kelebihan-kelebihan diatas, bersiaplah.. itu saja belum cukup, xixixixi #Kaburrr)
- Mereka yang tidak punya PURPOSE, tidak memiliki sesuatu yang diperjuangkan. Tidak heran jika mereka tetap berkubang di dalam kerumunan (Hmmm.. studi kasus ini akan saya bocorkan di penjelasan dibawah ya).
- Menciptakan Ledakan itu ibarat seperti berlari SPRINT, sedangkan MENGEDUKASI pasar sama seperti MARATON. #SetujuBingit
- Ketika anda menyadari bahwa kegagalan atau keberhasilan merupakan cara Tuhan menuntun Naik kelas yang lebih tinggi, maka apalagi yang akan menghambat kita utnuk terus bergerak maju. #Reminder
- Pemain yang Hebat bisa memenangkan pertandingan, tetapi hanya TIM HEBAT yang bisa Memenangkan kejuaraan.
Ada studi kasus untuk point 2 yang dibahas apik oleh pak indra, ya… saya agak sedikit mudeng dengan ilustrasinya: Contoh kasusnya adalah Iwan Fals, beliau adalah musisi yang mendapat gelar The Immortals oleh Majalah Rolling Stone Indonesia. Dia berkarya sejak 1975 dan masih eksis sampai hari ini. Eksistensinya bertahan, karena beliau mampu membaca pasar dan menyesuaikan karya-karyanya dengan tuntutan pasar. Masa orde baru stylenya dalah dengan kritik sosial, zaman berubah Iwan Fals pun akhirnya menyesuaikan diri. Lagu-lagunya lebih dewasa, tampilan lebih rapi, bahkan sekarang lagu-lagunya lebih bernuansa religius. Selain kemampuannya yang unik dia juga tidak mengeikor trend, dia menunggangi trend agar muskinya tetap relevan. Dia berhasil eksis dengan melampaui banyak trend musik dan zaman. Its cool.
Selain itu ada studi kasus yang lain yang juga ga kalah NGENA nya, yaitu studi kasus no.4. Ini jleb dan ngena banget. Berikut detailnya; Kawan dari pak Indra, dia adalah Mursida Rambe, Dia menemukan purpose hidupnya ketika menyaksikan seorang mbok tua dan anaknya diusir dari rumah gubuk mereka oleh rentenir, setelah tidak mampu membayar hutangnya. Si mbok hanya pedagang kecil di pasar Beringhardjo, Yogyakarta yang bekerja keras setiap hari. Sayang, dia tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari, karena sebagian besar keuntungan dagangnya habis untuk membayar bunga tinggi yang ditetapkan rentenir. Purpose mbak Rambe adalah emmbantu sebnayak mungkin kaum papa untuk lepas dari jeratan rentenir. Dia kemudian mendirikan jasa keuangan mikro berbasis syariah dengan modal satu juta rupiah. Lembaga keuangan yang disebut Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) itu mulai memberikan pinjaman kepada para pedagang Pasar BeringHardjo. Ada yang meminjam Rp.25.000,- Rp.50.000,- dan seterusnya. Berapa pun pinjamannya, mereka mengembalikan hanya dengan menyicil Rp.1.000 /hari. Sekarang per 2014 mbok Rambe sudah mempunyai 47ribu nasabah dan dana yang dikelola mencapai 100 Milyar rupiah dan ada 200 ribu anggota keluarga yang sudah berhasil diangkat kesejahteraanya. #Kerennnn
Yap, saya hanya bisa sedikit mengulas tentang buku ini “Rise Above The Crowd” karya pak Indrawan Nugroho. Buku yang memang disetting buat kita berpikir lagi dan lagi. Buku yang cocok buat kita yang suka menggunakan “cara berpikir sendiri” tapi males open mind, buku yang cocok untuk mereka yang sedang mencari inovasi untuk bisnis atau profesinya. Rekomended deh… terimakasih pak indra memberikan karya yang membuat pembaca nya jadi lebih MELEK.
Keep learning & Sharing
Baca juga artikel tentang sosial media dibawah ini;
Beli Tools atau Bagaiman ? #AskIsahKambali